
Miokardium merupakan jaringan di dalam tubuh yang kemampuan regenerasinya terbatas. Ketika jaringan miokardium mengalami kerusakan karena PJK, maka jaringan miokardium tersebut tidak dapat melakukan regenerasi, sehingga jaringan miokardium yang mengalami kematian tersebut akan digantikan oleh jaringan parut (scar tissue) yang tidak memiliki fungsi. Keadaan ini akan berakhir pada penurunan fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan berefek pada sistem metabolisme tubuh.
Dari keterbatasan miokardium ini, para ahli sudah mulai mengembangkan suatu konsep terapi yang menggunakan sel punca (stem cell). Stem cell merupakan suatu jenis sel yang belum terspesifikasi menjadi sel tertentu dan memiliki kemampuan regenerasi yang sangat baik serta dapat berubah (diferensiasi) menjadi sel jenis lain dengan fungsi tertentu, seperti sel otot jantung (miokardium). Peran stem cell pada PJK adalah menggantikan jaringan miokardium yang mengalami kematian, sehingga fungsi jantung yang menurun karena kematian miokardium dapat terhindarkan.
Terapi stem cell pada PJK sudah mulai banyak digunakan dan memberikan suatu hasil yang memuaskan, seperti perbaikan beberapa indikator fungsi jantung yakni fraksi ejeksi (fraction ejection) dan curah jantung (cardiac output). Walaupun pada kenyataannya masih ada beberapa kendala dalam implementasi terapi ini, seperti penolakan imun (immune rejecion) dan terbentuknya keganasan. Hal ini yang menjadi dasar bagi para peneliti untuk meneliti lebih lanjut agar menghasilkan suatu konsep terapi yang memberikan efektifitas dan keamanan bagi pasien.
By : Mochamad Rizky Hendiperdana
Source : Dari berbagai sumber
pic : Courtesy of Harrison Principle of Internal Medicine