Perenungan di dalam
diri selalu membuahkan kata-kata yang terngiang di dalam kepala yang tidak
dapat diungkapkan. Tulisan ini hanya sebuah coretan lalu. Tidak dapat
menggambarkan sepenuhnya apa yang kurasakan kini.
Denting waktu terus
berjalan. Walau pelan tapi maknanya terus mengalir. Bagi sebagian orang mungkin
waktu akan terasa amat lambat dan untuk sebagian lagi terasa amat cepat. Aku amat
senang sekedar duduk di bawah pohon kelapa di sebuah pulau di lepas pantai Kalimantan
timur. Ditemani angin sepoi-sepoi di pertengahan hari. Matahari menyengat tak
terlalu panas karena ditutupi rindangnya daun pohon yang terbentang di atas
kepalaku.
Aku mencoba untuk
menikmati lambatnya arus waktu. begitu pelan. Sejauh mata memandang dihiasi
perahu-perahu yang lalu lalang di depan mataku. Ombak bergantian menggulung
menuju pantai dan memuntahkan desisnya di ujung pasir terjauh pulau ini. Aku
merasa waktu melunak barang sesaat. Aku merasa waktu menjadi milikku walau
sebentar.
Berbicara tentang waktu
adalah hal yang paling banyak menguras emosiku.
Semua yang manusia
inginkan tersemat di dalam waktu-waktu yang dimilikinya. Semua yang
menyenangkan baginya ada dalam serpihan waktu yang dimilikinya. Kebahagiaan, sialnya
tidak dapat kita abadikan dengan apa pun. Ya, dengan apapun. Siapa yang dapat
mengabadikan kebahagiaan. Bukankah yang kita miliki hanya sedetik kebahagiaan. Siapa
pun itu hanya akan bisa merasakan sedetik dalam kehidupannya. Detik yang lalu
hanya tinggal cerita. Bahkan detik yang lalu hanya tinggal sejarah. Detik yang
belum datang menjadi suatu hal yang dinanti. Yang tersisa dari semua yang kita
lewati hanyalah puing-puing kenangan dan ingatan yang figura dari gambar
tersebut terkurung hanya di dalam kepala kita. Dia tak akan pernah sampai kapan
pun, ingatan dan kenangan yang dimiliki oleh kita melompat keluar dari kepala
kita untuk sejenak menjadi realita itu kembali.
Kita semua pasti ingin
kembali ke masa-masa yang telah lalu. Biasanya itu kenangan manis. Tapi sayang
kita hidup untuk detik. Hanya untuk detik. Resapi tiap makna dari detik yang
kita punya. Karena detik yang telah lewat itu selamanya hanya akan menjadi
sejarah. Selamanya.