Wednesday, January 19, 2011

Teknologi Brainwave dan Ketenangan Jiwa


Perkembangan neuroscience di zaman sekarang sudah sampai kepada tahap yang mencengangkan. Dengan ditemukannya alat yang disebut eletroencephalograhy (EEG), manusia sudah dapat mengidentifikasi beberapa jenis gelombang otak gelombang beta, alfa, teta dan delta. Gelombang otak yang dideteksi pada alat EEG bervariasi tergantung dari tingkat aktivitas manusia tersebut, semakin tinggi tengangan pikirannya semakin besar juga gelombang otak (Hz) yang dihasilkan. Pada tulisan ini tidak akan dibahas terlalu dalam mengenai keempat jenis gelombang otak tersebut. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah efek lanjutan yang terjadi dari ditemukannya beragam jenis gelombang otak yakni Teknologi brainwave / gelombang otak. Teknologi brainwave ini merupakan suatu suara dengan frekuensi tertentu yang katanya dapat men suggest perasaan manusia yang mendengarkan (walaupun tidak mengalami sungguhan) seolah mengalami suatu pengalaman nyata yang didapat dari aktivitas auditori.

Beberapa macam contoh teknologi brainwave yang berkembang sekarang adalah audio brainwave yang dapat menstimulasi berbagai perasaan bagi pendengarnya, salah satunya perasaan tenang, nyaman, rileks, sedasi (mengantuk) bahkan efek zat kopi pun dapat dirasakan melaluui suara brainwave ini. Hal positif yang dapat dilihat dari fenomena ini adalah banyaknya brainwave ini yang membantu dalam banyak aspek kehidupan manusia, seperti rileks dan tenang yang tentunya sangat membantu kehidupan manusia yang tidak jarang dalam kesehariannya dibebani oleh beban stress yang mengganggu ketenangannya, bahkan proses detoksifikasi mental pun dapat dilakukan dari proses auditori ini. Dalam dunia pendidikan, teknologi ini digunakan sebagai stimulan untuk meningkatkan daya tangkap dan daya tahan pelajarnya dalam mempelajari suatu ilmu.

Banyak hal positif yang bisa dipetik pada fenomena perkembangan teknologi tersebut. Tetapi di balik banyak hal positif yang terbukti, terdapat satu hal yang mengganjal di benak penulis yaitu fakta bahwa tenologi ini tidak terdapat di dunia pada masa lampau, tetapi tidak sedikit orang-orang di masa lampau yang dapat mencapai tingkat ketenangan jiwa yang sangat paripurna tanpa dibantu dengan teknologi brainwave ini. Nampaknya orang terdahulu dalam mencapai ketenangan jiwa tersebut menempuh suatu jalan yang “alami” dibanding dengan intervensi teknologi berupa gelombang auditori yang diperdengarkan dengan headphone tersebut. Hal ini memberikan suatu pertanyaan besar di benak penulis. Apakah teknologi brainwave atau kita sebut intervensi otak ini aman bagi kesehatan mental kita mengingat jalan yang ditempuh untuk mencapai ketenangan jiwa zaman sekarang cenderung dalam konteks “paksaan”. Kedua, apakah hal ini benar-benar dapat memberikan kita suatu kebaikan bagi mental maupun fisik ? Hanya hal itu yang menjadi pertanyaan besar di benak penulis.Jika ada para pembaca yang budiman yang bisa memberikan gambaran lain, mari kita melakukan brainstorming melalui forum ini.

No comments: